Strategi Pendidikan Guru Bangsa Tjokroaminoto (3)* Habis

Strategi Pendidikan Guru Bangsa Tjokroaminoto (3)* Habis
SEBELUMNYA: Strategi Pendidikan Guru Bangsa Tjokroaminoto (2)*

RUMAH PENELEH, Malang - Bambang DW, salah seorang peserta memberikan pernyataan bahwa salah satu masalah pelik, yang juga menjadi tugas bersama dalam pembentukan karakter bangsa adalah ancaman disintegrasi, masalah klasik yang terus membayangi bangsa majemuk ini, konflik antar golongan dan perang kepentingan. "Siapa yang bertanggungjawab atas keadaan ini? Karena tanpa sadar kita sendiri juga mengamini kondisi itu..." tandasnya.

Beliau mencontohkan semboyan Provinsi Jawa Timur Jer Basuki Mawa Beya, untuk mencapai kebahagiaan diperlukan biaya, alias kudu bondho (beya diterjemahkan juga sebagai usaha/upaya -red). Menurut Bambang, mainstream itu menjadi pola berpikir masyarakat agar tidak melupakan uang, ini menjadi problematika bangsa kita, sekaligus jadi problematika dalam memilih kejuruan kita dalam menuntut ilmu. Masyarakat harusnya sadar dengan ini dan bertanya pada dirinya, "Mampukah kita menjadi guru bangsa?" tambahnya. Spirit Tjokroaminoto yang harus kita tanamkan pada diri kita agar tak terjebak pada dikotomi kebendaan itu sendiri, karena guru bukan hanya sosok pengajar di dalam kelas saja, yang penting dibayar, bukan itu seharusnya.

Bambang juga menyatakan bahwa salah satu masalah pada generasi penerus kita adalah ketidaksenambungan sejarah karena pembiasan-pembiasan yang dilakukan pemerintah kita terdahulu. Beliau menyarankan agar sistem pengajaran juga ditekankan untuk membangun empati kepada rakyat, bisa dengan diselingi turun langsung ke lapangan belajar melihat dari dekat realita di masyarakat, hal seperti itu bisa dimulai sejak dini kepada anak didik.

Salah satu poin penting pada diskusi ini bahwa pendidikan sekarang ini seolah hanya menjadi ajang kapitalisasi, mencari keuntungan belaka. Poin lain adalah adanya dominasi-dominasi kelompok tertentu pada beberapa lembaga pendidikan yang jika tak terakomodir dengan baik akan merugikan anak didik sendiri. Selain itu guru sebagai tenaga pendidik harus sadar dengan perannya, bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tapi juga dalam membentuk karakter luhur anak didiknya.


Diskusi ini sekaligus sebagai bahan perenungan bersama apa yang bisa kita ambil dari sosok Tjokroaminoto, nilai-nilai apa yang bisa kita terapkan pada metode pendidikan untuk generasi kita, baik pendidikan formal maupun informal, sehingga sosok-sosok guru bangsa baru dapat terus lahir untuk memperbaiki lemahnya pendidikan karakter di negeri ini. (dna)

*Rangkuman FGD Hari Guru bertema Strategi Pendidikan Guru Bangsa Tjokroaminoto, yang diselenggarakan hari Senin 30 November 2015 di Sekretariat Yayasan Rumah Peneleh, Jl. Bogor 1 Kota Malang. FGD diadakan secara rutin oleh PUSPIN bersama Yayasan Rumah Peneleh dengan beragam tema yang berbeda di tiap pelaksanaan.

1 komentar:

avatar
×

The 10 Best Roulette Games for the whole family - Dr.
If 군산 출장안마 you're looking to play roulette on your smartphone, 춘천 출장안마 then you've come to the 경기도 출장안마 right place. A 안성 출장마사지 lot of Roulette games are 태백 출장안마 played here as