|  | 
| Logo Koperasi. Ilustrasi: Blogspot. | 
Ketua Yayasan Rumah Peneleh, Aji Dedi mengatakan, peran koperasi selama ini seakan 'mati suri' oleh sistem perekonomian Indonesia yang sudah terperangkap dalam sistem neo-liberal, dan kapitalisme mutakhir. Akibatnya, koperasi tidak bisa menjadi tumpuan perekonomian Indonesia.
"Koperasi sebenarnya wajib dikembangkan bagi pelaku ekonomi utama dalam membangun fundamental ekonomi nasional yang kuat," ujarnya dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (27/10).
Berdasarkan data Kementerian UKM dan Koperasi, saat ini terdaftar 209.000 jumlah koperasi, sementara pihak kementerian hanya menetapkan 147.000 yang diberikan nomor induk koperasi. Sisanya 62.000 itu sudah nonaktif dan tidak memenuhi syarat untuk menerima nomor induk.
Menurutnya, Pemerintah harus melakukan langkah konkret untuk menggerakkan koperasi sebagai basis ekonomi kerakyatan. Mengingat makin sulitnya koperasi berkembang di Tanah Air.
"Harus ada langkah nyata dari pemerintah untuk menggerakkan kembali peran koperasi sesuai UU dan keinginan pendiri bangsa dalam maklumat Pancasila," tutup Aji.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga, mengatakan penurunan suku bunga KUR menjadi program awal penguatan koperasi di Indonesia. Selain itu, penguatan koperasi akan dilakukan dengan penyusunan database. Dia menargetkan dalam waktu minimal lima tahun ke depan, koperasi di Indonesia bisa sejajar dengan perusahaan BUMN.
"Minimal lima tahun saya menjabat, sekarang embrionya sudah ada kan," kata AAGN Puspayoga seperti dilansir Antara, Minggu (28/6).
"Pokoknya kantong UKM kita upayakan bisa bertambah. Untuk apa kantong ini, untuk menambah modal bisa kan begitu, untuk sewa kios bisa, untuk beli toko bisa ada sebuah realita yang dia dapatkan ketika dia berdagang," katanya.
Sementara terkait perlu tidaknya bank koperasi, Puspayoga menilai Indonesia tidak memerlukan lebih banyak lembaga namun hanya perlu mengoptimalkan yang sudah ada, misalnya cukup dengan memangkas suku bunga KUR.
"Saya pikir kalau ini dioptimalkan tidak perlu lagi bank koperasi. Kalau sudah dioptimalkan mengapa banyak membuat lembaga lagi. Yang penting, berani tidak bank itu memberi sembilan persen tahun depan," katanya. (idr)

ConversionConversion EmoticonEmoticon