Islamisasi Ilmu Ala HOS Tjokroaminoto (3)

Islamisasi Ilmu Ala HOS Tjokroaminoto (3)
Syed Muhammad Naquib Al-Attas. Foto: Merdeka Award.
SEBELUMNYA: Islamisasi Ilmu ala HOS Tjokroaminoto (2)

Syed Muhammad Naquib Al-Attas

Wan Daud (2003), murid Syed Muhammad Naquib Al-Attas, menganggap bahwa Al-Attas adalah source awal Islamisasi Ilmu berasal. Hal ini dibuktikan dengan surat menyurat yang dilakukan oleh Faruqi dan Al-Attas berkaitan dengan pemberdayaan keilmuan masyarakat muslim. Kritik Al-Attas terhadap Islamisasi yang dilakukan Faruqi, bahwa Faruqi hanya melakukan Islamisasi Ilmu kontemporer saja, dan tidak melakukan rekonstruksi atas ilmu, disebut Al-Attas sebagai Turath Islamy (Hashim 2005).

Proses Islamisasi harus melakukan dua langkah utama, yaitu proses verifikasi dan proses penyerapan dengan batasan-batasan tertentu. Proses Islamisasi adalah proses sintesis seperti dilakukan Faruqi. Sintesa dapat dilakukan ketika konsep-konsep Barat telah disaring dan direduksi unsur-unsurnya. Yang paling penting, lanjut Al-Attas, Islamisasi Al-Faruqi mengecilkan peran tassawuf. Bagi Al-Attas, tassawuf adalah cara yang harus pula dilakukan untuk menyelamatkan manusia dari cengkeraman empirisme, pragmatisme, materialisme dan rasionalisme sempit yang merupakan sumber utama sains modern. Masuknya konsep tassawuf menurut Al-Attas akan memberi arah yang benar pada kesatuan akal, jiwa, intuisi dan spiritualitas.

Islamisasi Ilmu, menurut Sardar (1987, 67) merupakan bagian dari bangunan Peradaban Islam yang pada hakikatnya adalah proses penguraian pandangan dunia Islam secara teoritis sekaligus praktis, masing-masing menunjang satu sama lainnya, teori membentuk praktik dan perilaku, dan praktik memperbaiki teori. Pembangunan kembali bukan hanya tugas pribadi-pribadi tetapi merupakan tugas kelompok yang memerlukan usaha banyak sarjana dengan latar belakang dan disiplin ilmu berbeda-beda, semuanya memusatkan perhatian dan bakat mereka pada usaha interdisipliner untuk membangun kembali Peradaban.

Syed Muhammad Naquib Al-Attas. Source: AZ Quotes.
Usaha peradaban adalah usaha pencarian global yang harus mencakup seluruh unsur pemikiran dan tindakan ummah. Tetapi setiap langkah menuju masa depan memerlukan penguraian lebih jauh atas pandangan dunia (world view/paradigm) Islam, suatu kebutuhan akan prinsip ijtihad yang dinamis yang memungkinkan peradaban Muslim untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang terus berubah. Mulai dari struktur politik dan sosial, ekonomi, lingkungan, sains dan teknologi yang semuanya berinduk pada pandangan dunia yang utuh, Pandangan Dunia Islam. Ciri unik pandangan dunia Islam adalah bahwa dia mengetengahkan suatu pandangan interaktif dan terpadu yang diikat oleh nilai utama, Tawhid.

SELANJUTNYA: Islamisasi Ilmu ala HOS Tjokroaminoto (4)

Aji Dedi Mulawarman
Ketua Yayasan Rumah Peneleh.