Haji Oemar Said Tjokroaminoto dikenal sebagai peletak dasar Sosialisme Islam di Nusantara pada awal abad ke 20. Bersama organisasinya Sarekat Islam (SI), Tjokro menyebarkan gagasannya tersebut guna menghadapi serangan faham komunis.
Bagi Tjokro konsep Sosialisme Barat tidak cocok diterapkan di Indonesia, karena terlalu menuhankan benda. Maka dari itu, Tjokro mengkontekstualisasikannya dengan konsep Islam.
“Internalisasi Keislaman beliau juga terjadi melalui gerakan penyebaran ide melalui media massa, seperti surat kabar dan majalah,” ujar Aji Dedi Mulawarman, penulis buku Jang Oetama: Jejak dan Perjuangan HOS Tjokroaminoto.
Menurut Dedi, penggunaan media massa merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh Tjokro untuk menyebarkan ide, gagasan dan informasi mengenai Islam, Sosialisme Islam, Zelfbestuur, dan Sarekat Islam. Penyebaran gagasan ini pun dinilai efektif saat itu.
“Banyak sekali media diterbitkan, baik atas nama beliau sendiri, bersama sahabat perjuangan maupun atas nama organisasi,” kata Dedi.
Beberapa media massa yang menjadi tempat penyebaran gagasan Tjokro antara lain seperti Oetoesan Hindia, Soeloeh Hoekoem, Fadjar Asia, Al-Islam, Al Djihad, dan Bandera Islam. Di bawah kepemimpinan Tjokro, SI juga menelurkan berbagai media lokal untuk penyebaran ide, seperti Hindia Serikat, koran Matahari, koran Bandera Islam dan koran Pantjaran Warna.
“Media massa pada zaman pergerakan memang sangat penting sebagai alat perjuangan, apalagi ketika tahun 1906, pemerintah Belanda mengeluarkan kebijakan kontrol media tidak seketat periode sebelumnya,” kata Dedi.
Metrotvnews.com
Bagi Tjokro konsep Sosialisme Barat tidak cocok diterapkan di Indonesia, karena terlalu menuhankan benda. Maka dari itu, Tjokro mengkontekstualisasikannya dengan konsep Islam.
“Internalisasi Keislaman beliau juga terjadi melalui gerakan penyebaran ide melalui media massa, seperti surat kabar dan majalah,” ujar Aji Dedi Mulawarman, penulis buku Jang Oetama: Jejak dan Perjuangan HOS Tjokroaminoto.
Menurut Dedi, penggunaan media massa merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh Tjokro untuk menyebarkan ide, gagasan dan informasi mengenai Islam, Sosialisme Islam, Zelfbestuur, dan Sarekat Islam. Penyebaran gagasan ini pun dinilai efektif saat itu.
“Banyak sekali media diterbitkan, baik atas nama beliau sendiri, bersama sahabat perjuangan maupun atas nama organisasi,” kata Dedi.
Beberapa media massa yang menjadi tempat penyebaran gagasan Tjokro antara lain seperti Oetoesan Hindia, Soeloeh Hoekoem, Fadjar Asia, Al-Islam, Al Djihad, dan Bandera Islam. Di bawah kepemimpinan Tjokro, SI juga menelurkan berbagai media lokal untuk penyebaran ide, seperti Hindia Serikat, koran Matahari, koran Bandera Islam dan koran Pantjaran Warna.
“Media massa pada zaman pergerakan memang sangat penting sebagai alat perjuangan, apalagi ketika tahun 1906, pemerintah Belanda mengeluarkan kebijakan kontrol media tidak seketat periode sebelumnya,” kata Dedi.
Metrotvnews.com

 
ConversionConversion EmoticonEmoticon