Kami Masih Melawan

Kami Masih Melawan
Sampit, Kalimantan Tengah #MelawanAsap (21/10).
Tuhan masih memberi warna lain untuk Kalimantan, sudah berbulan-bulan kabut asap menyelimuti kawasan itu. Memang, beberapa hari lalu asap sempat menipis di daerah Kalimantan maupun Sumatra. Tapi tidak untuk seterusnya.

Tepat tiga hari ini, daerah Kalimantan kembali diselimuti asap tebal, nyaris tak ada cahaya matahari yang menerobos kepulan asap itu, bahkan di kota sekalipun. Sumpah serapah sudah menjadi barang biasa tiap harinya, warga terus mengeluh sementara para pengusaha yang jadi biang keladi permasalahan ini tak beranjak dari kursinya.

Patutkah kita salahkan pemerintah yang dengan begitu mudah memberikan izin usaha untuk perusahaan-perusahaan perambah hutan di Kalimantan dan Sumatra?

Memang tak mudah jika kita-pun harus didudukkan pada kondisi pemerintah sekarang ini, karena bagaimanapun perusahaan-perusahaan sawit dan perambah hutan lain di kawasan tersebut sudah melakukan eksplorasi alam dari belasan bahkan berpuluh tahun lalu. Pengusaha-pengusaha itu, para kapitalis yang punya kepentingan untuk dirinya sendiri belum tentu berpikir jangka panjang atas kerusakan alam negeri ini. Tapi bagaimana dengan harga diri kita di mata internasional? Seolah yang mereka lihat dari negeri ini hanya kelucuan dan kebodohan yang kompleks di hampir tiap lapisan masyarakat, hanya karena urusan perut.

Kapitalis-kapitalis itu ingin mengeruk sebesar-besarnya lewat mesin-mesin raksasanya, pembabatan hutan adalah hal paling mudah untuk pembukaan lahan baru, polhut termasuk pemerintah juga belum tentu berani mengingatkan, seolah mereka terdiam begitu saja saat perusakan hutan begitu banyak sejak berpuluh tahun lalu, sedangkan warga hanya bisa melihat, barangkali karena perutnya sudah mulai kenyang, karena bagaimanapun perusahaan-perusahaan itu telah mencukupi kebutuhan mereka dan warga sekitar hutan, dari sekedar bertani dan berkebun menjadi para hamba kapitalis.

Semoga kebodohan-kebodohan seperti ini cukup sampai generasi ini saja, barangkali siapapun nantinya yang jadi birokrat/politisi maupun abdi negara tak hanya memandang kekuatan material hanya untuk menumpuk kekayaan sendiri, tapi juga untuk keberlangsungan masa depan negeri ini.

Pawitra Huda
Admin Yayasan Rumah Peneleh.

Sampit, Kalimantan Tengah #MelawanAsap (21/10).
MAU TUNGGU BANYAK NYAWA MELAYANG KARENA ASAP?

Yayasan Rumah Peneleh membuka donasi untuk distribusi tabung oksigen + masker untuk masyarakat yang terimbas bencana asap di Kalimantan dan Sumatra.

Yang Mereka Butuhkan
Tabung gas oksigen @Rp. 35.000,-
Masker standar @Rp. 15.000,-
Pengobatan gratis
Penyuluhan dan sosialisasi

Salurkan Bantuan Anda
☆ Bank Mandiri No. 144-00-1552376-1
☆ a/n Novrida Qudsi

Bantuan disalurkan 20 November 2015

Info & Konfirmasi
☆ Dana Taiko 0813-3285-2233

YAYASAN RUMAH PENELEH
☆ Graha Tamzis Jakarta, Jl. Buncit Raya 405 Jakarta Selatan, JAKARTA.
☆ Jl. Bogor 1, Malang, JATIM.

Facebook.com/rumahpeneleh
Twitter.com/rumahpeneleh
www.rumahpeneleh.or.id